Selama kala karantina ini, sebagian besar orang melaksanakan semua kegiatannya di rumah. Mulai dari para siswa, mahasiswa, hingga pekerja yang work from home (WFH). Karena semua acara dilakukan di rumah, maka tidak heran bila kita banyak menghabiskan waktu untuk rebahan. Iya kan? Ngaku, deh!
Bangun tidur main smartphone di kasur, kemudian mendengarkan kuliah di sofa, atau bahkan bekerja sambil tengkurap. Semua itu akan membuat badan kita memasuki fase sedentary lifestyle, di mana badan tidak aktif melakukan aktivitas fisik. Terlebih jikalau kita tidak berolahraga sama sekali.
Benar, menyerupai yang sudah kamu bayangkan, gaya hidup tersebut tidak baik untuk kesehatanmu. Ada sejumlah konsekuensi cukup berbahaya yang menanti jikalau kau rutin rebahan. Apa sajakah itu? Yuk, simak berikut ini!
1. Kamu selalu ingin masakan yang tidak sehat
Orang yang suka berolahraga secara otomatis mempunyai impian untuk menjaga pola makan. Hal ini disebut sebagai transfer effect, saat badan memelajari “kemampuan” gres, timbul keinginan untuk melakukan perbaikan di aspek lainnya.
Tak hanya berlaku untuk gaya hidup sehat, efek ini juga bisa terjadi pada orang-orang yang tidak aktif bergerak. Studi yang diterbitkan oleh MDPI pada tahun 2018 menemukan keterkaitan dekat antara sedentary lifestyle dengan acuan makan yang tidak sehat.
Terbukti, kebiasaan rebahan dan menjadi couch potato tentu lebih lengkap dengan kuliner-makanan ringan, kan? Contohnya cokelat, keripik, junk food, dan lain-lain. Ini akan memperlihatkan pengaruh jelek yang dobel untuk tubuhmu.
2. Sulit tidur
Orang yang banyak bergerak, apalagi berolahraga, cenderung menerima tidur yang lebih berkualitas. Dilansir dari National Sleep Foundation Amerika Serikat, ini disebabkan karena suhu badan meningkat beberapa derajat dan kita juga mendapat sinar matahari yang cukup.
Lain halnya dengan orang yang tidak aktif. Bahkan berdasarkan laman Healthline, gaya hidup ini bisa memicu tak bisa tidur, lho. Padahal tidur ialah saat yang penting bagi sel-sel meregenerasi dan meningkatkan kinerja sistem imun.
3. Meningkatkan risiko obesitas
Rebahan sambil nonton serial di layanan streaming video akan berdampak buruk pada timbanganmu. Kenaikan berat tubuh tidak mampu dicegah jikalau kamu tak segera berubah.
Menurut studi tahun 2017 dari International Journal of Obsesity, semakin usang waktu yang dihabiskan untuk bermalas-malasan, semakin besar pula ukuran lingkar pinggangmu. Ini mengindikasikan risiko obesitas yang tinggi.
4. Otot menyusut
Semua yang jarang digunakan akan segera rusak. Begitu pula dengan otot kita. Tenang bukan rusak kok, tapi menyusut. Karena kita jarang bergerak, otot badan pun tidak terlatih sehingga fungsinya akan menurun.
Menurut studi yang dipublikasikan BioMed Central tahun 2015, kalau dalam seminggu kita benar-benar tidak bergerak, massa otot mampu berkurang hingga 40 persen. Akibatnya, badan pun jadi lebih lemah dan mudah lelah daripada biasanya.
5. Metabolisme badan melambat
Metabolisme tubuh yakni proses di mana gizi dari kuliner diserap dan diubah menjadi energi. Ini merupakan proses dasar yang sangat penting untuk badan. Salah satu untuk memperlancarnya yakni dengan bergerak secara aktif dan berolahraga.
Lalu apa yang terjadi kalau kita terlalu banyak rebahan? Proses metabolisme jadi lebih lambat daripada biasanya.
Otot yang menyusut, lemak badan semakin banyak akan menghambat proses tersebut. Akibatnya, tubuh terasa lemas walaupun tidak melaksanakan apa-apa.
6. Melemahkan jantung
Aktivitas fisik sangat dibutuhkan oleh jantung agar bisa memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh. Sebaliknya, jika kita tidak aktif, kondisi jantung pun melemah.
Sama ibarat otot kita. Studi yang dipublikasikan oleh Circulation Research tahun 2019 memberikan bahwa sedentary lifestyle yaitu salah satu faktor risiko terbesar dari penyakit jantung dan ajal.
7. Tulang pun melemah
Olahraga dengan intensitas tinggi memang mampu meningkatkan risiko cedera tulang dan sendi. Namun jangan salah, tidak berolahraga juga membahayakan tulangmu.
Gaya hidup mirip itu akan mempercepat pengeroposan, terutama pada perempuan yang memang lebih rentan. Sebaliknya, berolahraga dua hingga tiga kali seminggu mampu menjaga massa tulang dan fleksibilitasnya, berdasarkan laman American College of Sports Medicine.
8. Buruk untuk kesehatan mental
Rebahan terus setiap hari ternyata tidak membuatmu santai. Sebaliknya, kebiasaan tersebut justru jelek untuk kesehatan mental. Dilansir dari International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity tahun 2018, rebahan atau bermalas-malasan lebih dari tiga jam sehari akan meningkatkan gejala-tanda-tanda depresi.
Sebaliknya, ternyata berolahraga justru akan menciptakan kita senang lantaran otak akan mengeluarkan hormon dopamin dan serotonin. Keduanya berkaitan akrab dengan rasa senang.
9. Meningkatkan risiko mati muda
Iya, benar. Tidak aktif bergerak akan meningkatkan risiko mati muda. Bagaimana bisa? Ini memungkinkan untuk terjadi lantaran ada banyak penyakit yang dipicu oleh kebiasaan tersebut. Berikut ini beberapa di antaranya, dilansir dari Medline Plus:
- Obesitas;
- Hipertensi;
- Penyakit jantung;
- Diabetes;
- Stroke;
- Kolesterol tinggi;
- Gangguan metabolisme;
- Kanker usus besar, payudara, dan rahim;
- Osteoporosis, dan lain-lain.
Nah, kau gak mau mengalami semua hal yang disebutkan di atas, kan? Makanya jangan rebahan terus. Walaupun kamu tidak menyukainya, usahakan untuk berolahraga setiap hari.
Luangkan saja waktu 30 sampai 60 menit. Lakukan gerakan-gerakan ringan mirip stretching, yoga, atau jogging keliling kompleks rumahmu. Masih ada waktu untuk berubah, yuk, biasakan mulai dari sekarang!
0 Response to "[New Update] Kaum Rebahan, Ini Yang Akan Terjadi Padamu Jika Tak Sering Bergerak"
Posting Komentar