JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menciptakan pendapatan harian di berbagai sektor industri menurun.
Data analyst MOKA, Hutami Nadya menyampaikan menurut hasil survei yang dilakukan di 17 kota besar, tercatat untuk industri Food and Bevarage (F&B) pendapatan harian bisnis turun sampai lebih dari 40 persen.
Meski pendapatan F&D turun, namun layanan antar atau delivery meningkat sebesar 30 persen.
"Sejak orang-orang mulai Work From Home (WFH) layanan untuk dine in atau makan di kawasan menurun. Biasanya ada 80 persen masyarakat yang makan di kawasan kemudian turun ke 70 persen dan sekarang menurun lagi di 60 persen," ujarnya dalam live streaming yang diselenggarakan MOKA, Rabu (15/4/2020).
Ia menyebutkan mulai dari minggu pertama di bulan Maret jumlah orang yang bertransaksi untuk dine in mencapai 80,98 persen dari keseluruhan pembeli. Lalu pada ahad keempatnya turun drastis menjadi 74,87 persen.
"Sekarang di minggu kedua bulan ini jumlah orang yang makan di outlet semakin turun dan hanya di 60,55 persen," katanya.
Sementara itu layanan delivery atau masakan diantar ke rumah, lanjut Hutami, pada minggu pertama di bulan Maret masih di kisaran 10,88 persen. Kemudian pada minggu kedua April naik menjadi 30,16 persen transaski.
"Sementara jikalau transaksi secara Take out atau konsumen tiba ke outlet namun tidak makan di outlet masih memberikan angka yang konstan," jelasnya.
Survei dilakukan di 17 kota besar menyerupai Tanggerang, Tanggerang Selatan, Bogor, Depok, Bekasi, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Surabaya, Medan, Batam, Bandung, Yogyakarta, Semarang dan Bali.
Dari kota-kota tersebut, kota yang angka penurunan paling besar adalah Kota Depok dengan jumlah angka lebih dari 40 persen.
Penulis: Elsa CatrianaEditor: Bambang P. Jatmiko
0 Response to "[New Update] Riset: Konsumen Yang Dine In Turun Drastis, Layanan Delivery Meningkat Tajam"
Posting Komentar